Selasa, September 08, 2015

Shotacon (Ano Koro no Kankei #2)



‘Shotacon’ ya, itulah julukan yang Sachi dapatkan dari teman-temannya. Entah sejak kapan label ‘shotacon’ itu melekat pada diri Sachi. Namun, bagi Sachi lebih baik label ‘shotacon’ daripada ‘brocon’, ‘siscon’ atau ‘lolicon’ (ya, kalo dua terakhir memang sebaiknya jangan -_-, kalo iya jadinya #IYKWIM karena itu kan label untuk anak laki-laki, sedangkan Sachi itu perempuan.)

***

Sachi bersama ketiga temannya tengah mempersiapkan hiasan untuk Festival Tanabata yang akan datang sebentar lagi. Hal ini membuat Sachi teringat kembali dengan kejadian setahun silam saat ia mengenal Keita (cerita sebelumnya ada pada “Ano Koro no Kankei^”). Begitu juga kilasan balik saat Keita memutuskannya sebulan kemudian setelah mereka menjalin hubungan. Tapi kini ia sudah sedikit melupakan Keita, karena telah memiliki Yuuta – laki-laki yang dikenalnya saat menonton konser AKB48 Group Tokyo Dome Concert.

Yuuta Yokodera, Sachi pertama berkenalan dengan Yuuta saat laki-laki itu masih duduk di bangku SMP. Entah apa yang membuat Yuuta tertarik dengan Sachi, hingga laki-laki yang belum menginjak bangku SMA itu bisa menyatakan cinta pada Sachi yang 4 tahun lebih tua darinya. Dan yang membuat terkejut lagi Sachi menerima pengakuan cinta Yuuta saat mereka bertemu lagi di konser AKB48, 2014-11-22.

“Boo~~…” Sachi tersentak dari lamunan karena Miyuki mengagetkannya. “Hai, gadis mungil kenapa kau hanya diam saja? Bukankah setiap Festival Tanabata kau selalu gembira?” Miyuki duduk di samping Sachi. “Apa ada yang mengganggu pikiranmu?”.

“Ini tentang Yuuta..” belum selesai Sachi bercerita Tomoe dan Rena datang menghampiri mereka.

“Huuh ternyata kalian di sini. Kami mencari kalian kemana-mana.” Ujar Tomoe. Tomoe dan Rena pun ikut duduk bersama Sachi juga Miyuki.

“Kau tadi ingin bercerita apa pada Miyuki, Sacchan?” Rena bertanya pada Sachi.

“Umm…” Sachi tampak berpikir. “Ini tentang Yuuta. Ada yang sedikit mengganggu pikiranku belakangan ini.”

“Apa itu kalau boleh kami tau?” tanya Rena lagi.

“Yuuta bercerita padaku bahwa di kelasnya ada gadis yang menyukai dan selalu dekat dengannya. Ia mengatakan kalau dia dan gadis itu hanya sebatas teman, Yuuta juga hanya menganggapnya seperti imouto dia sendiri.” Sachi menjelaskan pada ketiga sahabatnya apa yang telah menganggu pikirannya itu.

“Kalau Yuuta memang berbicara seperti itu, kau harus percaya pada dia.” Rena membelai lembut rambut hitam Sachi dan tersenyum. Sachi pun membalasnya dengan tersenyum dan memeluk pinggang Rena.

“Sachi, kalau begitu saat ini Yuuta baru saja masuk SMA tingkat pertama bukan?” Tomoe menatap dengan tatapan menyelidik.

“Hehe.. iya, Tomoe-chan.”

“Kau ini sudah berulang kali ku ingatkan untuk tidak menjalin hubungan dengan anak kecil masih saja kau ulangi.” Tomoe mencubit hidung Sachi.

“Gomenne~ onee-chan.” Rengek Sachi seperti anak kecil dan menahan sakit.

Tomoe melepaskan cubitannya dan mereka pun tertawa bersama-sama.

***